Tak ada tempat yang lebih asyik
dikunjungi selain tempat yang jarang dijamah manusia. This is the principle of travellers. Termasuk mereka yang sore tadi
sampai di sebuah pantai nan elok di kawasan Tulungagung. Pantai yang jauh dari
pemukiman warga. Pantai yang jarang dijamah wisatawan. Sebuah pantai yang
perawan, Pantai Sanggar.
Mereka tengah bersantai, menikmati
hawa malam yang mulai datang. Penuh canda dan kehangatan. Lima remaja yang setahun ini setia
menjelajahi tempat eksotis nan penuh tantangan.
Abi, ketua genk penjelajah. Pemuda yang memberikan
gagasan acara setahun ini. Fisik dan tubuhnya memang seperti diciptakan untuk
menjadi seorang traveller. Kekar,tinggi, kulit kecoklatan dan rambut yang serba
acak-acakan. Dia tegas, tapi selalu menjadi bahan olok-olok dari teman yang
lain karena ketakutannya pada kera.
Selain Abi, Doni dan Prisa adalah
dua sosok yang ikut kegiatan ini dari awal. Sejak petualangan ke Pulau Seribu
mereka tak pernah sekalipun absen untuk ikut travelling bersama Abi. Mereka
memang teman sepermainan sejak kecil. Doni yang jarang mandi, juga Prisa yang
lebih mirip sebagai lelaki bagi siapapun yang pertama kali melihatnya.
Dua sosok yang terakhir adalah dua
adik kakak, Nafila dan Zidan. Fila mulai aktif ikut travelling ini sejak
menjelajah Coban Rais, Malang.
Sebulan kemudian sang adik pun ikut petualangannya dengan Fila. Kini, Fila
menjadi sosok sentral dari genk
ini. Sentral karena dia satu-satunya anggota yang bisa masak.





